Tentang Kami

My photo
Gunungsitoli, Nias, Indonesia
Menuju masyarakat resilien: memadukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan pengurangan resiko bencana Towards resilient community: integrated community development & empowerment with disaster risk reduction

Thursday, September 24, 2009

Pengurangan Resiko Bencana Dimanajemeni Masyarakat di Caritas Keuskupan Sibolga

Akhir 2006 lembaga-lembaga Caritas yang bergabung dalam jaringan SOA (special operational appeal) yakni keluarga Caritas yang bekerja dalam program tsunami di Aceh-Nias berkenalan dengan konsep PRBDM, “pengurangan resiko bencana yang dimanajemeni masyarakat” dalam sebuah lokakarya, yang diperkenalkan oleh staf dari International Institute of Rural Reconstruction (IIRR). Semua peserta dari lembaga Caritas saat itu menyambut antusias konsep PRBDM dan melihatnya sebagai jalan terbaik menghubungkan kegiatan tanggap bencana (emergency) dengan pengembangan masyarakat (development).

Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) beruntung mendapat kepercayaan dari jaringan SOA untuk mengimplementasikan proyek percontohan PRBDM yang dinamai dengan proyek “pengembangan kapasitas melalui pembelajaran dari aksi secara partisipatif, untuk mengembangkan program PRBDM” yang didukung oleh CRS dan Caritas Italiana. IIRR dari Filipina dipilih sebagai penyedia tenaga konsultan dan pelatih untuk proyek pengembangan kapasitas ini melalui apa yang disebut “pendampingan” (accompaniment) selama 20 bulan, berawal dari Agustus 2007 s/d Maret 2009.

Proyek percontohan PRBDM ini diimplementasikan di 4 komunitas Nias, 2 di daerah pedesaan Sisobambowo & Ramba-ramba di kecamatan Amandraya, Nias Selatan dan 2 di daerah perkotaan yakni lingkungan Remeling & Pasar Beringin di kota gunungsitoli. Namun kemudian kegiatan di Remeling dihentikan karena CKS menghadpi kesulitan amat berat memobilisasi masyarakat di sana. Proyek percontohan telah selesai pada bulan Maret 2009 di mana ketiga organisasi masyarakat untuk PRBDM berhasil menyelesaikan 1 siklus manajemen proyek dengan mengaplikasikan prinsip “DM” (dimanajemeni masyarakat atau dengan kata lain “masyarakat menjadi manajer”).

No comments:

Post a Comment