Tentang Kami

My photo
Gunungsitoli, Nias, Indonesia
Menuju masyarakat resilien: memadukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan pengurangan resiko bencana Towards resilient community: integrated community development & empowerment with disaster risk reduction

Tuesday, September 28, 2010

Pelatihan KTD untuk Komunitas di 4 Wilayah

Membangun sistem Kesiapan Tanggap Darurat (KTD) di komunitas-komunitas dampingan merupakan rangkaian kegiatan yang sudah dirancang sejak awal dalam desain proyek Pengurangan Resiko Bencana yang Dimanajemeni Masyarakat (PRBDM) tahap 2. Disisi lain membangun sistem KTD internal di komunitas PRBDM juga sudah merupakan bagian integral dari semua rencana kerja (RK) tahunan Organisasi Masyarakat PRB (OMPRB) di 17 komunitas dampingan. Realisasi dari kegiatan ini diawali dengan mengadakan pelatihan untuk para Pengurus OM (POM) yang kemudian ditindaklanjuti dengan kerja konkret di komunitas masing-masing.

Pelatihan bagi para POM tersebut telah berhasil terlaksana di 4 wilayah yakni wilayah Nias Utara diikuti oleh 24 orang peserta dari komunitas Berua 1, Berua 2 Hambawa dan Sawo pada tanggal 22-25 Agustus 2010. Wilayah Nias Tengah dihadiri oleh 23 peserta dari komunitas Siefaewali, Sohoya, Lolomboli dan Ombolata pada tanggal 22-25 Agustus 2010. Sementara di Nias Selatan terlaksana dari tanggal 29 Agustus – 1 September 2010 diikuti oleh 19 peserta perwakilan dari komunitas Sisobambowo, Hilisoroma dan Hilianaota. Di kluster Tapanuli pelatihan terlaksana pada tanggal 25-28 Agustus 2010 diikuti oleh 17 peserta dari komunitas Baringin, Pangasean, Aek Dakka Pasir.

Metode pelatihan yang animatif dan partisipatif sangat membantu peserta komunitas untuk memahami dan mengaplikasi pembelajaran selama pelatihan. Pelatihan tersebut selain memberikan peningkatan kapasitas di level komunitas juga sekaligus menjadi moment bagi para fasilitator paroki untuk meningkatkan kapasitas mereka menjadi pelatih di forum pelatihan.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari pelatihan tersebut akan diadakan pelatihan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) langsung di tiap komunitas. Selain itu fasilitator PRB CKS dan Paroki akan memfasilitasi komunitas untuk membangun sistem KTD internal berdasarkan RTL masing-masing.



GALERI FOTO-FOTO TRAINING KTD
4 KLASTER (TARBOL, NIAS UTRA, NIAS TENGAH, NIAS SELATAN)
-------------------------------------------------------------------------

Evaluasi Harian tim dibudayakan
untuk melihat hasil harian tiap sesi training


Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Komunitas (Nias Selatan)


Diskusi Kelompok klaster Nias Selatan
----------------------------------------------

Fasilitator mengajak peserta untuk
melakukan kajian (Nias Tengah)


Peserta Melakukan Pemetaan (Nias Tengah)

Suasana saat training klaster Nias Tengah

----------------------------------------------

Peserta menuliskan harapannya saat training
berlangsung (Nias Utara)


Fasilitator mendampingi di setiap sesi
kelompok (Nias Utara)


Perempuan berpatisipasi aktif dalam
kelompok (klaster Nias Utara)
--------------------------------------


media permainan
meningkatkan keakraban (Tarbol)


Persentasi Hasil Kelompok (Tarbol)


Foto bersama peserta training klaster Tarbol



Monday, September 27, 2010

Menara Jaga untuk Tsunami di ADP


ADP (Aek Dakka Pasir) adalah salah satu komunitas dampingan Proyek PRBDM di Tapanuli Tengah. Kamis, 8 Juli 2010 OMPRB (Organisasi Masyarakat Pengurangan Resiko Bencana) ”Seia Sekata” di ADP mengadakan pesta peresmian menara jaga tsunami sekaligus sekretariat OMPRB. Menara yang dilengkapi sirene peringatan tsunami itu diresmikan oleh Pastor Paroki Tarutung Bolak, P. Servas Sihotang, OFM.Cap. Hadir para pengurus OMPRB dan semua anggota tim proyek PRBDM CKS, baik para fasilitator CKS maupun fasilitator paroki berjumlah 26 orang yang kebetulan sedang berkumpul di Sipea-pea mengadakan pelatihan KTD (kesiapan tanggap darurat).

Menara jaga ini dibangun atas swadaya masyarakat yang didukung oleh dana soft fund (bantuan lunak) dari Caritas. “Keberadaan OMPRB ini sangat menolong kami membangun solidaritas dan kesadaran untuk siaga terhadap bencana tsunami”, demikian Tambu Tambunan, ketua OMPRB ADP. Para pengurus OM & masyarakat sangat gembira dengan adanya menara jaga ini yang merupakan salah satu sarana untuk kesiapan tanggap darurat di daerah mereka yang sudah pernah mengalami efek tsunami. “Kami sangat bangga melihat kekompakan masyarakat ADP sehingga bangunan ini bias selesai berkat gotong royong dan kerelaan masyarakat menyumbangkan apa yang dapat disumbangkan”, demikian Elvina Simanjuntak, manajer proyek PRBDM memberikan sambutan. Sesuatu yang mengejutkan bagi tim PRBDM, sebelum acara peresmian dimulai masyarakat ADP dipimpin pengurus OMPRB mengadakan tortor (tarian Batak) penyambutan untuk tim PRBDM dan Pastor Paroki Tarutung Bolak. “Kami dari pihak paroki sangat bangga melihat apa yang masyarakat ADP lakukan. Semoga semangat ini bertahan dan kegiatan OM kita tidak hanya menjadi golom ria-ria” (ungkapan dalam bahasa Batak: semangat di awalnya saja lalu kemudian redup), ungkap P. Servas Sihotang.

Friday, July 30, 2010

Hari Anak Nasional di Sudut Kota Gunungsitoli

Pasar Beringin -
23-07-2010

Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 23 Juli dirayakan oleh kelompok anak-anak Belakang Pasar Beringin. Perayaan itu dilakukan pada tanggal 27 Juli 2010. Perayaan HAN ini dilakukan sangat sederhana dengan persiapan beberapa hari, tepatnya 6 hari. Kegiatan yang dilakukan berupa pertunjukan drama singkat, Tari Maena (tarian Nias yang ditarikan beramai-ramai), dan permainan hiburan berhadiah.

Drama yang ditunjukkan didesain bersama-sama dengan sangat sederhana sesuai dengan tema yang mereka angkat “Kami mempunyai semangat baru”. Sedangkan lirik lagu untuk Tari Maena diciptakan beramai-ramai, seperti Bapak Ama Faris, Efrin (remaja), Mawar dan Tima (anak yang menyanyikan lagu). Kerjasama antara orang tua, pemuda dan anak-anak menghasilkan lirik yang berhubungan dengan perayaan tersebut. Anak-anak yang belum pandai tarian Maena juga semangat mempelajari tarian tersebut agar bisa ikut.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari orang-orang tua yang ada di lingkungan tersebut. Ini terbukti dengan terkumpulnya beberapa rupiah untuk membeli makanan ringan untuk dibagi-bagikan kepada semua yang hadir di perayaan tersebut. Sedangkan Caritas, memberikan kontribusi berupa buku tulis UNICEF yang merupakan hibah dari salah satu lembaga perlindungan anak yang ada di Nias.

Banyak pembelajaran yang diperoleh oleh kelompok anak saat mengorganisir acara tersebut, seperti memobilisasi sumber daya, menggunakan kreatifitas untuk mengatasi segala keterbatasan (biaya, waktu, tenaga dan keterampilan). Mereka sangat bangga dengan kesuksesan yang mereka raih. Dan bertekat, berikutnya mereka akan mengorganisir acara perayaan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus tahun ini.