Tentang Kami

My photo
Gunungsitoli, Nias, Indonesia
Menuju masyarakat resilien: memadukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan pengurangan resiko bencana Towards resilient community: integrated community development & empowerment with disaster risk reduction

Tuesday, February 8, 2011

Mengorganisir Diri Melalui Organisasi Masyarakat

Community Testimony

Oleh Talizokhรถ Laia

Sebelum terbentuknya OMPRB “Ora Et Labora”, Dusun III Hilianaota Desa Golambanua I Kecamatan Lahusa Kabupaten Nias Selatan tergolong dusun terbelakang. Kurangnya perhatian dari pemerintah untuk pengembangan sumber daya alam dan manusia serta minimnya sarana pendidikan dan kesehatan membuat kami tidak dapat merasakan manisnya pembangunan di dusun kami. Faktor geografis juga menjadi penyebab terisolirnya dusun kami. Dusun III Hilianaota berada sekitar 6 km dari pusat Desa Golambanua I atau sekitar 17 km dari pusat Kecamatan Lahusa. Jalan satu-satunya penghubung dusun ke pusat desa adalah jalan setapak berbukit yang sangat sulit dilewati terlebih-lebih jika hari sedang hujan. Penduduk dusun kami sekitar 250 jiwa atau 42 KK. Mata pencaharian sehari-hari adalah bertani, beternak babi dan ayam. Hasil pertanian utama masyarakat adalah padi, karet dan coklat. Pengelolaan hasil alam masih dilakukan secara sangat tradisional dengan memanfaatkan kearifan lokal dan kapasitas masyarakat apa adanya.

Hidup dalam keterisoliran tidak lantas membuat masyarakat kami putus asa. Kemauan keras dan solidaritas masyarakat yang kuat menjadi modal utama bagi kami untuk berusaha maju dan berkembang dalam berbagai aspek seperti sosial, budaya, ekonomi dan politik yang selama ini terabaikan. Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, kami mencoba mencari dukungan dari pihak luar. Pihak luar yang paling dekat dengan kami adalah Pastor Paroki Lahusa Gomo. Kedekatan ini bukan karena faktor kedekatan jarak dalam arti harafiah namun lebih pada kedekatan emosional antara paroki dengan masyarakat kami yang notabene seluruhnya adalah penganut Katolik. Hubungan baik telah terjalin sangat baik selama bertahun-tahun apalagi mengingat dukungan finansial dalam pembangunan gereja di dusun kami beberapa tahun yang lalu.




Keinginan kuat masyarakat untuk maju disambut baik oleh pastor paroki. Kami dihubungkan dengan Caritas Keuskupan Sibolga yang memiliki visi-misi untuk menjangkau masyarakat paling miskin, memberdayakan dan menguatkan kapasitas masyarakat. Penguatan kapasitas dilakukan melalui kegiatan pengurangan risiko bencana yang dimanajemeni masyarakat (PRBDM).

Kehadiran fasilitator dari Paroki Lahusa Gomo dan Caritas Keuskupan Sibolga memberi warna tersendiri dalam kehidupan kami. Proses melebur bersama masyarakat sungguh-sungguh terjadi. Dan hal ini membuat kami menjadi dekat dengan mereka. Proses berpikir bersama juga ditekankan kepada kami oleh fasilitator. Kalau mau maju semua harus berpartisipasi. Kami difasilitasi untuk mengenali dan mengkaji ancaman bencana di dusun kami, mengkaji kerentanan masyarakat dan menganalisa kapasitas. Beberapa usulan untuk kegiatan PRB muncul dari hasil kajian. Usulan-usualan ini tidak akan berarti apa-apa jika hanya dikerjakan oleh satu orang. Akhirnya tanggal 13 September 2009 masyarakat kami sepakat untuk membentuk sebuah wadah Organisasi Masyarakat Pengurangan Risiko Bencana yang kami beri nama OM-PRB “Ora Et Labora” Dusun III Hilianaota. Organisasi masyarakat ini menjadi sarana belajar bagi kami tentang cara beroganisasi yang baik dan sistematis. Kami juga belajar bagaimana membuat struktur organisasi, merumuskan rencana kerja organisasi dan mengawal pelaksanaan rencana kerja yang semuanya kami lakukan secara partisipatif. Tentunya proses belajar terus menerus tidak terlepas dari pendampingan para fasilitator, pelatihan kepemimpinan dan pengembangan organisasi, pelatihan kesiapan tanggap darurat dan berbagai kegiatan penyadaran dan penyuluhan yang diberikan kepada kami. Semua ini ditujukan mempersiapkan organisasi kami yang mandiri dan berkelanjutan.

Satu hal yang membuat saya bangga selaku pengurus organisasi masyarakat adalah solidaritas dan kesungguhan hati masyarakat kami untuk menyambut baik niat tulus fasilitator Paroki dan CKS untuk mendampingi kami. Banyak hal-hal menarik sekaligus mengharukan dapat kami kerjakan secara bersama-sama di organisasi kami ini. Gotong-royong mingguan membangun jalan dusun serta membuka kebun percontohan untuk tanaman muda adalah dua contoh kegiatan organisasi yang kami kerjakan secara partisipatif dan sukarela. Dengan kegigihan kami membuka badan jalan, membersihkannya dan mengeraskannya dengan batu-batu cadas yang kami angkut sendiri dari sungai. Kendati bukan jadwal gotong royong, tiap orang yang

hendak ke pekan atau ke sekolah selalu menyempatkan diri mengangkut batu sekecil apapun dan menyusunnya di jalan yang sudah kami siapkan. Ini semua kami lakukan untuk memudahkan kami dalam berinteraksi dengan dunia di luar dusun kami dan kami tidak ingin hidup dalam keterisoliran. Kami bersyukur teman-teman fasilitator terus memotivasi dan membantu kami untuk mencari peluang-peluang dukungan dari luar terutama dari pemerintah. Rasa syukur kami semakin besar tatkala proposal mini untuk pengerasan badan jalan yang kami layangkan kepada CKS berbuah manis.

Hal membanggakan lainnya adalah motivasi dari fasilitator kepada masyarakat untuk membuka kebun percontohan seluas kurang lebih 30 m x 30 m persegi. Kebun percontohan ini kami isi dengan tanaman muda dan sayur-sayuran. Kebiasaan mengkonsumsi sayur-sayuran segar di desa kami sangat rendah. Padahal sayur-sayuran sangat bagus untuk membuat tubuh sehat. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kapasitas masyarakat setidaknya inilah yang terus ditekankan oleh fasilitator. Saat ini kami sudah berhasil melakukan panen. Harapan kami selain hasil panen ini kami manfaatkan juga dapat kami jual ke pekan. Namun tidak adanya jalan yang memadai masih menjadi kendala dalam memasarkan hasil panen kami.

Pendalaman Iman (biasa juga kami sebut pertemuan PA) tiap minggu menjadi cara bagi kami untuk bertemu secara rutin. Usai PA, kami juga berdiskusi hal-hal menyangkut kegiatan organisasi seperti penggalangan sumber daya dari dalam masyarakat dan dari luar masyarakat. Selama ini kami sudah mengumpulkan kas organisasi yang berasal dari kontribusi mingguan anggota OM dan sumbangan sukarela lainnya. Sampai sekarang kas organisasi sudah mencapai 12.800.000 rupiah. Saya berharap dan tentunya demikian juga harapan seluruh masyarakat melalui proses belajar dalam organisasi masyarakat yang kami miliki saat ini, kapasitas kami semakin bertumbuh terlebih-lebih dalam mewujudkan apa yang kami cita-citakan dalam organisasi dan juga dalam cakupan dusun dapat terlaksana dengan baik. Terimakasih kami buat Paroki dan Caritas Keuskupan Sibolga atas kegiatan pendampingannya.

___________________________

[1] Talizokho Laia adalah salah seorang pengurus Organisasi Masyarakat PRB Ora Et Labora yang menjabat sebagai wakil sekretaris organisasi. Profesi sehari-hari adalah guru tidak tetap di sebuah SD jarak jauh di dusun III Hilianaota.