Tentang Kami

My photo
Gunungsitoli, Nias, Indonesia
Menuju masyarakat resilien: memadukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan pengurangan resiko bencana Towards resilient community: integrated community development & empowerment with disaster risk reduction

Friday, July 30, 2010

Hari Anak Nasional di Sudut Kota Gunungsitoli

Pasar Beringin -
23-07-2010

Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 23 Juli dirayakan oleh kelompok anak-anak Belakang Pasar Beringin. Perayaan itu dilakukan pada tanggal 27 Juli 2010. Perayaan HAN ini dilakukan sangat sederhana dengan persiapan beberapa hari, tepatnya 6 hari. Kegiatan yang dilakukan berupa pertunjukan drama singkat, Tari Maena (tarian Nias yang ditarikan beramai-ramai), dan permainan hiburan berhadiah.

Drama yang ditunjukkan didesain bersama-sama dengan sangat sederhana sesuai dengan tema yang mereka angkat “Kami mempunyai semangat baru”. Sedangkan lirik lagu untuk Tari Maena diciptakan beramai-ramai, seperti Bapak Ama Faris, Efrin (remaja), Mawar dan Tima (anak yang menyanyikan lagu). Kerjasama antara orang tua, pemuda dan anak-anak menghasilkan lirik yang berhubungan dengan perayaan tersebut. Anak-anak yang belum pandai tarian Maena juga semangat mempelajari tarian tersebut agar bisa ikut.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari orang-orang tua yang ada di lingkungan tersebut. Ini terbukti dengan terkumpulnya beberapa rupiah untuk membeli makanan ringan untuk dibagi-bagikan kepada semua yang hadir di perayaan tersebut. Sedangkan Caritas, memberikan kontribusi berupa buku tulis UNICEF yang merupakan hibah dari salah satu lembaga perlindungan anak yang ada di Nias.

Banyak pembelajaran yang diperoleh oleh kelompok anak saat mengorganisir acara tersebut, seperti memobilisasi sumber daya, menggunakan kreatifitas untuk mengatasi segala keterbatasan (biaya, waktu, tenaga dan keterampilan). Mereka sangat bangga dengan kesuksesan yang mereka raih. Dan bertekat, berikutnya mereka akan mengorganisir acara perayaan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus tahun ini.





Thursday, July 29, 2010

Apotik Hidup – Alternatif untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Desa Baringin merupakan salah satu dari 17 desa dampingan proyek DRR CKS, terletak di Kecamatan Sosor Gadong, Kabupaten Tapanuli Tengah. Total populasi sekitar 40 KK atau 250 jiwa. Desa ini berada persis di lereng bukit barisan yang rawan longsor.

Tidak tersedianya pusat layanan kesehatan di desa tersebut serta jauhnya pusat kesehatan dari desa membuat masyarakat desa Baringin sulit untuk mengakses layanan kesehatan. Karena kondisi ini akhirnya masyarakat yang terhimpun dalam Kelompok Menolong Diri Sendiri (KMDS) melihat adanya kebutuhan untuk membuat kebun apotik hidup. Kebun apotik hidup ini ditanami dengan berbagai jenis obat-obatan tradisional seperti jahe, kunyit, rosela, kencur dan berbagai jenis tanaman obat lainnya. Pemanfaatan tanaman obat keluarga ini didasarkan pada pengalaman dan kearifan lokal serta penjelasan tambahan dari fasilitator paroki dan fasilitator CKS tentang fungsi dari tiap tanaman.

Kebun apotik hidup ini diharapkan bisa menjadi alternatif bagi layanan kesehatan masyarakat Baringin yang jauh dari pusat layanan kesehatan. 5 KMDS yang berada dibawah koordinasi Organisasi Masyarakat Pengurangan Resiko Bencana (OM-PRB) Saroha bisa menjadi motor penggerak di desa untuk mengelola kebun apotik hidup dan memaksimalkan pemanfaatannya untuk kesehatan masyarakat desa Baringin.




Training KTD untuk Kesiapan Komunitas

Tarbol 04-11/07/10


Satu tugas utama yang diemban oleh tim PRBDM adalah mempersiapkan masyarakat untuk siap siaga terhadap bencana. Di semua masyarakat dampingan PRBDM CKS (17 desa/dusun) tim DRR Caritas Keuskupan Sibolga akan memfasilitasi OM untuk membangun system internal kesiapan tanggap darurat (KTD). Untuk itu, tim DRR mengadakan training KTD selama 6 hari di Wisma Sipea-pea Paroki Tarutung Bolak, Sorkam Barat – Tapanuli Tengah. Fasilitator CKS bersama Fasilitator Paroki yang seluruhnya berjumlah 26 orang memfokuskan diri untuk belajar KTD dan bagaimana memfasilitasi OM-OM mempunyai system KTD di komunitas masing-masing.

Training yang dibuka secara resmi oleh Elvina Simanjuntak selaku Manajer Proyek (PM) diawali dengan diskusi hangat tentang pentingnya issue KTD di level komunitas. Bencana bisa datang kapan saja, harus dapat diantisipasi oleh masyarakat yang hidup dalam satu lingkungan dalam komunitas dusun atau desa. Mereka perlu dipersiapkan menghadapi bencana, baik dalam lingkup keluarga, pribadi masing-masing dan komunitas. Dari banyak pengalaman kejadian bencana selama ini, lebih banyak masyarakat yang tidak siap saat bencana datang. Masyarakat terlalu sering mengabaikan dan tidak mau mengenal dan belajar tentang bencana.



Dalam training ini peserta belajar mengenai topik-topik KTD dan apa saja yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan diri sebelum bencana datang. Adapun materi (modul) yang dipelajari dalam training ini di antaranya;

1. Kesiap-siagaan Tanggap Darurat : Kajian Situasi

2. Kesiapan Tanggap Darurat di tingkat keluarga dan masyarkat

3. Kajian Kerusakan dan Kebutuhan

4. Membangun masyarkat untuk KTD

5. Mengintegrasikan KTD dalam Rencana Kegiatan PRB masyarakat

6. Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

Masing-masing materi diatas dikupas secara mendalam dalam tiap sesi diskusi belajar. Hasil dari training inilah yang nantinya akan diterapkan oleh seluruh fasilitator agar dapat melatih masyarakat secara langsung di komunitas yang didampingi masing-masing.


Selain belajar bersama tentang KTD Tim juga mengadakan kunjungan lapangan di 2 komunitas yang ada di Tarutung Bolak yakni, Komunitas Aek Dakka Pasir (ADP) dan Baringin. Saat melakukan kunjungan di komunitas ADP tim secara khusus mengikuti kegiatan peresmian Posko “Marga Siaga” sebagai pos jaga tempat pemantauan sunami. Tim disambut meriah oleh segenap masyarakat dengan tarian tortor (tarian khas Batak). Posko ini dibangun sebagai salah satu hasil dari implementasi Rencana kerja Organisasi Masyarakat PRB “Seia Sekata” yang ada di dusun V Aek Dakka Pasir. Untuk pembangunan Posko Siaga ini OM PRB “Seia Sekata” menggalang dana dari berbagai mitra eskternal yakni dari Paroki Tarutung Bolak dan salah seorang anggota DPRD di daerah tersebut.




Kunjungan kedua dilakukan ke komunitas Baringin, tim berdiskusi dengan masyarakat setempat, pengurus dan anggota OM PRB “Saroha” dan melihat kebun-kebun percontohan apotik hidup yang dikelola oleh Kelompok Menolong Diri Sendiri (KMDS) di bawah naungan Organisasi Masyarakat PRB. Kegiatan OM PRB di kedua komunitas berjalan baik, masyarakat cukup antusias mengikuti kegiatan organisasi mereka.





Satu sesi training, yakni PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) difasilitasi oleh narasumber dan pelatih dari PMI Tapanuli Tengah. Sebanyak 3 pelatih datang untuk mengajarkan dan melatih cara-cara melakukan pertolongan pertama bagi korban bencana.

Kegiatan pelatihan KTD ini berjalan dengan baik. Kini tinggal para fasilitator yang akan melanjutkan untuk melatih masyarakat tentang pentingnya melakukan Kesiap-siagaan Tanggap Darurat baik dalam komunitas, keluarga, dan pribadi masing-masing.