PRBDM adalah sebuah proses pengurangan resiko bencana (PRB) yang berfokus pada upaya mengurangi tingkat kerentanan masyarakat dan pada saat yang sama meningkatkan level kapasitas mereka, dengan tujuan membangun masyarakat yang berdaya tahan (resilien) terhadap bencana. Hal ini membutuhkan proses melibatkan masyarakat secara aktif dalam identifikasi, analisis, perencanaan, implementasi, monitoring & evaluasi PRB. Dengan demikian proses ini menempatkan masyarakat di pusat pembuatan keputusan dan implementasi upaya-upaya PRB.
PRBDM mengaplikasikan PRB sebagai sebagai kerangka kerja untuk membuat analisis dan aksi yang menghubungkan “pembangunan masyarakat” dengan PRB dan secara sadar mengintegrasikan isu-isu kesehatan, pendidikan, livelihood, pembangunan kapasitas, pengembangan organisasi masyarakat dan advokasi di dalamnya. PRBDM juga secara sengaja mengembangkan pembangunan kepemimpinan dan organisasi masyarakat sebagai bagian integral PRB dengan target utama masyarakat yang paling miskin. Dimensi lain PRBDM adalah membangkitkan unsur-unsur pendidikan di kalangan masyarakat dampingandengan menerapkan proses aksi-refleksi-aksi-refleksi partisipatif yang berujung pada pembangunan kesadaran kritis.
Implementasi PRBDM membalikkan peran lembaga eksternal, yang lazimnya sebagai pelaksana langsung namun kini hanya menjadi fasilitator (pihak yang mempermudah/menolong orang lain/masyarakat melakukan tugasnya sendiri) yang bertujuan untuk membangun proses berkelanjutan dan mandiri did lam masyarakat. Lembaga eksternal tidak lagi dipandang sebagai “agen perubahan” melainkan “agen pembelajar” yang harus mampu mendengar dan belajar dari masyarakat tentang situasi mereka, kebutuhan, aspirasi, kelemahan dan kekuatan mereka untuk kemudian memfasilitasi masyarakat untuk mengubah hidup mereka sendiri, menuju terbentuknya masyarakat yang berdaya tahan terhadap bencana.
PRBDM mengaplikasikan PRB sebagai sebagai kerangka kerja untuk membuat analisis dan aksi yang menghubungkan “pembangunan masyarakat” dengan PRB dan secara sadar mengintegrasikan isu-isu kesehatan, pendidikan, livelihood, pembangunan kapasitas, pengembangan organisasi masyarakat dan advokasi di dalamnya. PRBDM juga secara sengaja mengembangkan pembangunan kepemimpinan dan organisasi masyarakat sebagai bagian integral PRB dengan target utama masyarakat yang paling miskin. Dimensi lain PRBDM adalah membangkitkan unsur-unsur pendidikan di kalangan masyarakat dampingandengan menerapkan proses aksi-refleksi-aksi-refleksi partisipatif yang berujung pada pembangunan kesadaran kritis.
Implementasi PRBDM membalikkan peran lembaga eksternal, yang lazimnya sebagai pelaksana langsung namun kini hanya menjadi fasilitator (pihak yang mempermudah/menolong orang lain/masyarakat melakukan tugasnya sendiri) yang bertujuan untuk membangun proses berkelanjutan dan mandiri did lam masyarakat. Lembaga eksternal tidak lagi dipandang sebagai “agen perubahan” melainkan “agen pembelajar” yang harus mampu mendengar dan belajar dari masyarakat tentang situasi mereka, kebutuhan, aspirasi, kelemahan dan kekuatan mereka untuk kemudian memfasilitasi masyarakat untuk mengubah hidup mereka sendiri, menuju terbentuknya masyarakat yang berdaya tahan terhadap bencana.
No comments:
Post a Comment