Tentang Kami

My photo
Gunungsitoli, Nias, Indonesia
Menuju masyarakat resilien: memadukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan pengurangan resiko bencana Towards resilient community: integrated community development & empowerment with disaster risk reduction

Tuesday, May 4, 2010

Pelatihan Kesiapan Tanggap Darurat (KTD) di Fasilitasi Oleh Tim KARINA-Jakarta


Dalam rangka pengambangan kapasitas tim PRBDM CKS untuk melakukan Kesiapan Tanggap Darurat/Emergency Response & Preparedness (KTD/ERP) diadakan pelatihan KTD/ERP yang difasilitasi oleh tim dari KARINA-KWI Jakarta 02 – 06 Maret 2010 bertempat di kantor CKS Gunungsitoli. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Direktur Caritas Keuskupan Sibolga P. Mikael To. Pr. Tim KARINA yang datang di antaranya, Suko, Vivin dan Stela dimana 3 orang inilah yang bertindak sebagai Pelatih/Fasilitator dalam kegiatan training. Pelatihan diikuti oleh 14 orang Fasilitator Paroki CKS, 13 orang staff CKS, 2 orang dari Tim Cordia Medan (Caritas Medan).

Tujuan pelaksanaan pelatihan adalah untuk memperdalam pemahaman seluruh tim PRBDM CKS baik staf CKS sendiri dan para fasilitator Paroki mengenai sistem peringatan dini dan pengelolaan operasi tanggap darurat, melatih keterampilan partisipan dalam melakukan beberapa fungsi dalam operasi tanggap darurat, dan mengajak partisipan merancang sistem peringatan dini dan rencana operasi tanggap darurat.
pelatihan yang diawali dengan hubungan kegiatan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dengan kegiatan Tanggap Darurat. Peserta diingatkan mengenai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan PRB seperti Mitigasi, Pencegahan, Tanggap Darurat, Peringatan Dini dan sebagainya.

Beberapa metode digunakan, contohnya melalui permainan membangun bangunan. fasilitator bermain peran sebagai ‘bencana’ yang akan mencoba mengganggu bangunan yang sudah di bangun oleh peserta. Peserta di ajak untuk memiliki Pola pikir yang mengarusutamakan PRB dengan membagun (masyarakat) yang kokoh dan tahan bencana dengan adanya jalur evakuasi, lokasi pemukiman yang aman, sistem peringatan dini terhadap ancaman yang datang. Peserta juga dilatih untuk dapat menggunakan sumber daya yang ada di lingkungan masyarkat itu sendiri.

Selain itu metode lain yang digunakan fasilitator adalah dengan menggali pengalaman yang sudah dilakukan oleh peserta di komunitasnya. Pengalaman yang digali bisa berupa informasi ataupun data yang dimiliki, kondisi alam yang ada, kapasitas yang ada. Diskusi meliputi materi tentang Tempat Aman, Sistem Peringatan Dini, Standar Minimum : Pangan, Non Pangan & Hunian, Air Bersih & Sanitasi, Kesehatan. Diskusi dibagi dalam kelompok sesuai dengan ancaman yang mereka pernah hadapi dalam komunitas mereka. Ada enam ancaman yang dihadapi seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, kekeringan, tsunami, dan abrasi.
Untuk memperkaya materi, Peserta juga di kenalkan dengan berkas-berkas umum untuk mengetahui kondisi, kapasitas, kebutuhan dari komunitas dan lokasi pasca bencana, ini dikalukan dengan mengisi dan mendiskusikan beberapa format data kebutuhan setelah terjadinya bencana.

Kegiatan lain juga yang menjadi salah satu materi yang menarik perhatian peserta yakni, kegiatan dengan sesi Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Dalam materi ini di perkenalkan tentang P3K, Penanganan luka Ringan, Penanganan fraktur dan Dislokasi. Di sesi ini peserta mendapatkan materi secara teori dan peserta juga di ajarkan langsung tentang teknik pembalutan luka ringan, teknik pembalutan dan pembidaian (untuk bagian fraktur dan dislokasi). Sementara yang menjadi bagian menarik lainnya adalah disaat peserta di ajarkan teknik mengevakuasi korban (Pemindahan korban) dan mengangkat korban dengan menggunakan tandu.

Dihari terakhir pelatihan ini di gelar kegiatan Simulasi Rencana Cadangan Kantor CKS disaat ancaman terjadi. Peserta memepersiapkan tim kerja dengan tugas di masing-masing tim. Tim kerja juga mempersiapkan alat kerja yang di butuhkan, peta lokasi kantor, peta evakuasi dan daerah aman. Tim juga bertugas memepersiapkan Sistim Peringatan Dini yang siap untuk digunakan sewaktu terjadi ancaman. Tak terasa kegiatan pun selesai dan berjalan dengan baik. Peserta berharap pelatihan ini ada folow up selanjutnya, dan pelatihan pun di tutup secara resmi oleh Program Manager (Deputy Director) CKS bapak Frans Esensiator. Sampai jumpa “Mari Kita Siapkan Kepulauan Nias yang Siaga”.

No comments:

Post a Comment